SRAGEN - Sampah kerapkali menimbulkan masalah
lingkungan. Pengelolaan yang baik ditambah kesadaran masyarakat mutlak
diperlukan untuk menjadikan lingkungan yang bersih dari sampah. Kabupaten
Sragen yang telah delapan kali meraih Adipura memiliki teknik tersendiri untuk
mengolah sampah. Ternyata Sampah yang sudah tidak berguna mampu diubah menjadi
barang berdaya guna.
Seperti di jelaskan oleh Ir.
Marija Kepala Badan Lingkungan Hidup Sragen bahwa Proses pengelolaan sampah di Sragen terutama di lingkungan
rumah tangga pertama diawali dengan pemilahan antara organik dan non organik.
Pemilahan dari lingkungan rumah tangga akan memudahkan untuk proses selanjutnya
yaitu proses daur ulang juga proses composting (pengolahan sampah menjadi
pupuk).
Teknik composting ini telah
diajarkan kepada masyarakat secara berkelompok. Sampah
rumah tangga yang merupakan sampah organik mampu di minimalisasi dengan
mengajarkan tehnik ini. Pupuk yang dihasilkan akan berguna bagi rumah tangga
itu sendiri atau jika berlebih bisa di setorkan ke Badan Lingkungan Hidup Kab
Sragen.
Menurut Marija untuk
meminimalisir sampah dan menjadikannya berdayaguna mutlak dibutuhkan
partisipasi masyarakat. “ Dengan menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk
membuang sampah secara benar, sampah diharapkan mampu memberi manfaat positip
bagi kehidupan manusia serta mampu mendukung untuk
mewujudkan Sragen yang
lebih Asri.
Sementara Kabid Kebersihan dan
Pertamanan BLH Ir. Purwosantoso menambahkan selain sampah rumah tangga juga terdapat sampah pasar dan sampah jalan
raya. Untuk penanganan sampah pasar hampir sama dengan sampah rumah tangga.
Bedanya, sampah pasar organik yang telah dipilah di depo (tempat penampungan
sementara) kemudian disetorkan ke Rumah Kompos di Pasar Bunder. Rumah kompos
berguna untuk mengolah sampah menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos yang
dihasilkan selanjutnya dijual kepada masyarakat sehingga bernilai ekonomis.
Sedang untuk sampah jenis
terakhir yaitu sampah jalan raya, jelasPurwosantoso merupakan merupakan sampah organik yang berasal dari daun
daunan. Sampah tersebut selanjutnya diangkut oleh pasukan kebersihan ke rumah
kompos di Manding”. Di rumah kompos ini sampah dedaunan ditambah sampah dari
kotoran manusia di TPA tanggan di olah menjadi pupuk kompos yang subur. Pupuk
ini digunakan menjadi pupuk untuk taman taman kota di Kabupaten Sragen.
Tidak hanya pupuk, sampah juga
mendatangkan manfaat sebagai kerajinan. BLH menganjurkan kepada sekolah sekolah
untuk mengajarkan teknik mengolah sampah seperti
kaleng, koran, sedotan menjadi kerajinan yang bernilai seni. Bahkan jika dijual
mampu bernilai ekonomi. Meminimalisir jumlah sampah ini mampu mengurangi
timbunan sampah di tempat pembuangan sampah akhir di TPA Tanggan. Sehingga
mampu memperpanjang usia TPA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar